Jumat, 09 September 2016

NAMA DAN BENTUK KOMPONEN ELEKTRONIKA

          Untuk memulai mendalami dunia servis elektronika, sebelumnya sobat-sobat sekalian hendaknya terlebih dahulu memahami nama-nama dan mengenal berbagai bentuk dari komponen-komponen elektronika yang terdapat di dalam sebuah rangkaian elektronika.  Dimana setiap komponen tersebut akan saling bekerjasama satu sama lain sehingga terciptalah gambar dan bunyi/suara yg kita rasakan dan kita nikmati.
          Dalam sebuah rangkaian elektronika seperti gambar di bawah ini, ada beberapa komponen elektronika yang terdapat di dalamnya.

 









Gambar 1. Rangkaian Elektronika


1. Hambatan/Tahanan/Pelawan (Resistor/Weerstand)
    Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi :
Gambar 2. Resistor
  1. Memperkecil arus listrik yang masuk di dalam sebuah rangkaian,
  2. Membagi tegangan listrik kepada rangkaian/komponen yang lain,
  3. Memperkecil atau memperbesar tegangan, dan 
  4. Pemikul Beban




       Resistor diberi lambang/notasi R dengan satuan Ohm. Nama ini diambil dari nama penemunya yaitu George Ohm pada tahun 1787. resistor mempunyai daya tahan watt mulai dari 1/4 watt sampai puluhan watt sesuai kebutuhan yang digunakan. 
         Setiap resistor mempunyai nilai toleransi/nilai ketidaktepatan nilai ukur yang digunakan dalam satuan %. jadi nilai yang tepat dari sebuah resistor adalah nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran. 
       Resistor dengan daya tahan watt kecil kebanyakan terbuat dari bahan carbonfilm, sedangkan resistor yang mempunyai dya tahan watt yang besar terbuat dari bahan metal film laquered, cemented wire wound, kawat nikelin dll.
         Konversi nilai ukur sebuah resistor : 
  • 1 Kilo Ohm   =   1000 Ohm (ditulis = 1 K)
  • 1 Mega Ohm   = 1000.000 Ohm (ditulis = 1 M)
         Ada 2 Jenis Resistor : 
  1. Resistor tetap (Resistor yang nilainya tetap/tidak bisa di ubah-ubah, dan nilainya dihitung dengan kode warna gelang yang melingkari tubuhnya)
  2. Resistor tidak tetap (Resistor yang nilainya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan). resistor ini bisa juga disebut dengan VR (Variable Resistor). Contoh dari resistor jenis ini adalah :   
  • Potensiometer,
  • Trimpot (Trimer Potensio)
  • Foto Resistor/LDR (Light Dependent Resistor/resistor yang nilainya dapat berubah karena dipengaruhi oleh cahaya).
  • NTC dan PTC (Resistor yang nilainya dapat berubah, karena dipengaruhi oleh suhu/temperatur). 
Gambar macm-macam Resitor : 

gambar 3. Resistor tetap
Gambar 4. Resistor variabel (VR)












Kamis, 08 September 2016

Cara mengukur Coil yang diberikan tegangan :

1. Putar selector avo pada bagian DCV atau ACV tergantung posisi Coil tsb, apakah dia berada pada jalur ACV atau DCV (kuncinya jika posisi Coil berada sebelum dioda pada pcb, maka itu adalah jalur ACV, namun jika posisi Coil berada sesudah dioda, maka itu adalah jalur DCV), klu pada PS 2 umumnya itu adalah jalur DCV, krn sudah disearahkan arusnya oleh dioda yg terdapat pada blok Power supply.
2. Pilih skala pengukuran, disini kita ambil contoh saja cara mengukur tegangan pada ps 2 yg sudah searah (Direct Current Voltage), misalkan tegangan yg akan di ukur tidak akan melebihi dari 12 V, maka pilihlah skala di atas beban yang akan di ukur pada bagian DCV??? agar avometer kita bisa menjadi awet. jika tegangan beban yang di ukur maks. 12 DCV, maka skala yg dipilh pada 50 DCV
(mengapa kita memilih skala 50 v disini, maksudnya adalah bahwa avo yg kita gunakan dapat mengukur tegangan maks. sampai 50V).
3. Tempelkan jarum hitam avo pada bagian ground pcb, sedangkan jarum merah avo pada bagian kutub Coil
4. Lihat hasil pengukuran tegangan pada avometer, maka akan menunjukkan pada nilai tegangan tertentu??? namun jika hasil pengukuran tegangan pada kaki/kutub Coil menunjukkan pada nilai tegangan 0 v/tidak ada tegangan, maka terdapat permasalahan pada jalur yang berhubungan dengan Coil tersebut, atau bisa jadi juga si Coil sendirilah yang menjadi biang keroknya, sehingga tegangan terukur menjadi drop/tidak ada tegangan/tegangan terputus, tapi jika di ukur pada kutub coil yang lainnya terdapat nilai tegangan tertentu.
5. Telusuri akar permasalahan tersebut, dan lakukan juga pengukuran secara offboard. guna memastikan hasil pengukuran. apakah Coil putus atau tidak????
NB: Fungsi Coil sebagai penghantar arus/jumper arus dan tegangan, dari satu komponen ke komponen yang lain???

Kamis, 01 September 2016

CARA MENGUKUR TAHANAN/WERSTAND/RESISTOR

cara mengukur resistor SMD :
Misal resistor dengan kode 103, langkahnya adalah sbb :
1. putar selector avometer pada x 10 k ohm,
2. tempelkan probe/jarum ukur + dan - pada kedua kutub resistor
3. jika resistor dalam keadaan baik, maka akan menunjukkan pada angka kurang lebih 1 pada skala avometernya, mengapa tidak pas diangka 1, karena ada nilai toleransi tadi???
mengapa harus di x10 k pengukurannya??? agar lebih cepat dalam pembacaan skalanya??? krn nilai Resistor tersebut adalah 10.000, maka arahkan saja selector avometernya pada skala x 10 K juga (10.000), maka 10.000/10.000 = 1 dan inilah nilai hasil terukurnya?????
apakah bisa menggunakan skala x 1k, jawabannya bisa. karena 1K = 1.000, karena nilai Resistor tadi adalah 10.000, sementara skala pengukurnya 1000, maka hasilnya adalah = 10.000/1000 = 10, maka hasil terukurnya adalah 10 jika memakai skala x 1K

Sabtu, 15 November 2014

BELAJAR ELEKTRONIKA YUK !!!!!

DASAR-DASAR ELEKTRONIKA 


       Pada saat sekarang ini, banyak sekali di sekeliling kita, kita temukan berbagai peralatan elektronika.  Misalnya : Komputer, Laptop, Handphone, Televisi, dll. Semua peralatan elektronika tersebut jika digunakan secara terus-menerus akan mengalami kerusakan, belum lagi ditambah faktor-faktor lainnya; misalnya lonjakan listrik yang tidak stabil. hal ini tetunya memerlukan penanganan yaitu berupa servis elektronika. jika barang-barang elektronika tadi sudah rusak, tak ayal lagi Tukang servislah yang menjadi dokter untuk menangani hal tersebut. 
          Namun pernah tidak terfikir oleh sobat-sobat sekalian, bila peralatan elektronika yang kita miliki rusak, kita coba untuk menservisnya sendiri???? hitung-hitung menghemat biaya servis. he....he...he. Tapi apakah setiap orang bisa melakukannya????? mungkin itu jawaban yang terlintas dibenak sobat-sobat sekalian. 
          "Jawabannya tentu saja bisa" asalkan ada kemauan yang besar, kerja keras dan pantang menyerah untuk memahaminya. Mengapa saya berani bilang demikian????? karena sebenarnya sang pencipta telah memberikan sesuatu di dalam diri kita yaitu sebuah kemampuan hebat yang bisa mengubah peradaban umat manusia. salah satu contohnya adalah Manusia bisa menciptakan kapal selam yang terbuat dari besi yang bisa bergerak di dalam air, tanpa khawatir akan tenggelam???? contoh lainya yaitu manusia juga bisa menciptakan sebuah besi yang bisa pergi ke luar angkasa, yaitu yang kita kenal dengan nama "Roket". Artinya jikalau sobat-sobat mempunyai kemampuan dan kemauan yang besar,   hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil. 
          Agar kita dapat memeperbaiki peralatan elektronika kita sendiri yang rusak, terlebih dahulu kita harus memahami dasar-dasar elektronika !!!! entah itu elektronika makro ataupun elektronika mikro (modern).
          Adapun Dasar-dasar elektronika yang bisa saya rangkum dari pengalaman belajar yang selama ini sudah saya lakukan, ada beberapa garis besar/point penting, diantaranya yaitu :
  1. Mengenal berbagai nama dan bentuk dari berbagai komponen elektronika.
  2. Belajar mengukur dan mengetahui nilai komponen-komponen elektronika tersebut.
  3. Belajar bagaimana cara menggunakan alat ukur berupa avometer/multi tester
  4. Belajar Memahami apa yang dimaksud dengan arus AC (alternating current) dan bagaimana cara mengukurnya
  5. Belajar Memahami apa yang dimaksud dengan arus DC (direct current) dan bagaimana cara mengukurnya
  6. Belajar mengukur arus dan tegangan di dalam sebuah rangkaian elektronika.
  7. Belajar bagian-bagian (blok) yang terdapat di dalam sebuah rangkaian elektronika.
  8. Belajar memahami skema (datasheet) dari sebuah rangkaian elektronika.
          Jika kita sudah bisa memahami garis-garis besar dari pelajaran tersebut, hal ini bisa membuat kita menghemat biaya servis peralatan elektronika kita sendiri, terlebih lagi jika sobat-sobat akhirnya mencintai bidang ilmu ini dan akhirnya sobat-sobat sekalian bisa menjadi seorang ahli, bisa jadi hal ini menjadi sebuah lapangan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang buat kebutuhan hidup sobat-sobat semua. oleh karena itu pertimbangkanlah hal tersebut, karena coba sobat hitung di tempat sobat-sobat tinggal berpa banyakkah orang-orang yang mengerti/tukang-tukang servis elektronika. jika belum banyak, maka ada baiknya sobat mempertimbangkan hal-hal tersebut.

         Demikianlah cerita singkat yang bisa saya ulas pada kali ini, lain waktu akan kita sambung kembali dengan hal-hal lainnya yang bisa membantu sobat-sobat sekalian membuka wawasan berfikir sobat sekalian. 

          Mohon maaf jika didalam pembahasan saya ini ada yang menyinggung perasaan sobat pembaca sekalian, karena tiada niat di hati saya sedikitpun untuk melakukan hal itu. Ibarat kata pepatah "Tak ada gading yang tak retak".
Akhir kata salam cinta, damai dan maju.